Belanda Tidak Acuh Pada Orang Maluku
Senin ini tepat 60 tahun lalu tentara KNIL keturunan Maluku datang di Belanda. Di Rotterdam dan Amersfoort dilangsungkan peringatan, karena menurut mereka perhatian dan pengetahuan pemerintah serta masyarakat Belanda tentang orang Maluku, makin berkurang.
Dengan cara ini mereka ingin mengingatkan kembali sejarah dan aktualitas orang-orang Maluku di Belanda. Tapi tidak dipungkiri, sejarah orang Maluku adalah sejarah kolonial, tentang hubungan antara Belanda dan Indonesia. Demikian penjelasan Wim Manuhutu, panitia penyelenggara peringatan 60 tahun Orang Maluku di Belanda.
Minim Perhatian
Masyarakat Maluku di Belanda ada yang berpendapat bahwa peringatan kedatangan orang Maluku di Belanda memang cukup penting. Menurut Wim Manuhutu, perhatian orang tentang sejarah orang Maluku di Belanda memang amat minim peminat dan kurang diperhatikan pemerintah.
Namun Wim menambahkan perhatian orang pada sejarah sendiri pada umumnya memang tidak terlalu besar di Belanda, baik di dalam pendidikan, maupun di masyarakat umum. Oleh karena itu, tambah Wim, mempelajari sejarah orang Maluku adalah penting karena termasuk sejarah kolonial. Arti sejarah kolonial itu sendiri adalah hubungan sejarah antara Indonesia dan Belanda. Jadi ada arti pentingnya buat Belanda dan juga buat Indonesia.
Zaman Berubah
Pemuda Maluku yang sekarang tidak ingin disamakan dengan pemuda-pemuda Maluku Belanda yang dulu dengan budaya RMSnya. Menurut Wim, memang budaya selalu berkembang. Masyarakat Maluku sekarang tentu beda dengan 30 tahun lalu.
Hanya melalui keluarga, budaya dan rasa rindu akan tanah Maluku memang selalu dirasakan. Jadi walau sudah lahir dan besar di Belanda, dan sudah generasi ketiga atau keempat, mereka tetap bangga jadi orang Maluku. Tapi memang berbeda dengan pemuda Maluku yang dulu.
Sumber: http://www.rnw.nl/
0 comments: