Keamanan AS Jadi Alasan Obama Lindungi Kebejatan Israel
Kemarin, Presiden AS, Barack Obama pasang badan membela aliansi AS dengan Israel. Ia menolak mengecam tindakan Zionis terhadap rakyat Palestina ketika mendapat pertanyaan mengenai hal tersebut dalam sebuah pertemuan balai kota di Tampa, Florida.
Seorang wanita muda melontarkan pertanyaan kepada Obama, mengapa – setelah berbicara panjang lebar mengenai pentingnya hak asasi manusia dalam pidato tahunannya – AS terus saja mengucurkan miliaran dolar uang pajak rakyat kepada Israel. Hadirin yang mendengar pertanyaan tersebut kemudian kompak mencemooh wanita tersebut.
Obama kemudian menjawab dengan mengatakan bahwa dirinya akan membahas mengenai "Timur Tengah secara umum".
"Israel adalah salah satu sekutu terkuat kita," kata Obama. "(Israel) memiliki semangat demokrasi. Israel berbagi banyak hal dengan kita. Hubungan itu penting bagi kita dan saya tidak akan pernah ragu-ragu dalam memastikan keamanan Israel dan membantu mereka "melindungi diri" di sebuah wilayah yang sangat keras. Jadi, saya tidak akan meminta maaf untuk hal itu."
Obama menambahkan bahwa hubungan AS dengan Israel dan tanah Palestina ada hubungannya dengan masalah keamanan.
"Hal itu tidak baik bagi keamanan kita, demikian halnya dengan "keamanan" Israel. Jika ada jutaan orang yang merasa tidak punya harapan, dan tidak punya peluang untuk mendapatkan pendidikan atau pekerjaan," katanya.
Masing-masing kubu harus saling berkompromi untuk dapat menyelesaikan konflik yang ada.
"Sebagai langkah pertama, Palestina tidak boleh ragu-ragu untuk mengurangi kekerasan dan mengakui keberadaan Israel," kata Obama. "Dan Israel harus mengakui kepentingan dan keluhan bangsa Palestina."
Dukungan yang diperlihatkan Obama kepada Israel diungkapkan satu minggu setelah senator Republikan yang dikenal pro-Israel, Scott Brown, mengejutkan pemerintah Obama dengan kemenangan mengejutkan dalam pemilihan khusus pekan lalu, dan bahkan mencatatkan hasil yang berimbang dengan Obama dalam jajak pendapat baru Newsmax/Zogby.
Senator tersebut memperoleh dukungan sebanyak 46,5 persen dari para responden yang ditanya apakah mereka akan memilih Brown atau Obama jika pemilihan umum dilaksanakan pada saat itu juga. Obama mendapatkan 44,6 persen dukungan dari para responden.
Dampak langsung dari kemenangan Brown adalah, Partai Demokrat tidak memiliki cukup senator untuk menghentikan pidato bertele-tele untuk menghambat penetapan undang-undang, sebuah hal yang kemungkinan akan dipaksakan kubu Republikan untuk menghambat diloloskannya RUU reformasi kesehatan Obama dalam bentuknya sekarang. Efek jangka panjangnya adalah posisi Brown yang amat mendukung Israel, sebuah hal yang tampaknya mendapatkan banyak simpati dari kalangan pemilih Massachusetts yang memberikan suaranya untuk senator Republikan sejak berpuluh-puluh tahun. Pemilihan khusus tersebut dilangsungkan menyusul meninggalnya senator Demokrat, Edward Kennedy tahun lalu.
Matt McKinnon, mantan ahli strategi Presiden Bush, mengatakan kepada Newsmax, "Masalah sebenarnya bagi Obama adalah, dia telah kehilangan suara tengah, dan kehilangan suara tengah berarti kehilangan suara independen, jika itu terjadi, maka jabatan presiden akan melayang."
Tercatat ada banyak responden yang memilih Brown menyatakan diri sebagai orang-orang independen.
Dukungan dari kalangan Yahudi dan non-Yahudi untuk kebijakan Timur TEngah Obama menurun tajam sejak pidato "merangkul dunia Muslim" di Kairo bulan Juni tahun lalu, ketika Obama menyebut komunitas Yahudi di Yudea dan Samaria adalah komunitas ilegal. Obama juga mendesak Israel menghentikan pembangunan pemukiman Yahudi di kawasan yang sama dan juga di Yerusalem timur.
Brown menegaskan posisinya yang pro-Israel, "Saya sepenuhnya setia di belakang "hak" Israel untuk "membela diri" dari serangan pihak luar, negarawan atau bukan. Saya menentang upaya-upaya yang bermunculan di seluruh dunia dan bertujuan untuk merusak "hak dasar" ini. Laporan Goldstone adalah sebuah perwujudan nyata dari upaya semacam itu. Laporan itu sudah "cacat" dari semula dan menuding Israel telah melakukan kejahatan perang dan tidak memperhatikan fakta bahwa Israel "menahan diri untuk melakukan tembakan" selama bertahun tahun pada saat ada ribuan roket yang ditembakkan ke arah warga sipil tak bersalah."
"Saya juga amat mendukung pagar keamanan yang didirikan Israel, yang telah terbukti berhasil melindungi warga sipil Israel dari gelombang serangan mematikan dari para teroris. Tanpa ragu saya mendukung memorandum kesepakatan selama sepuluh tahun antara AS dan Israel, yang akan mengucurkan dana bantuan militer sebesar $30 miliar kepada Israel hingga tahun 2017." LIhat Video (dn/cb/in)
Sumber: http://suaramedia.com
0 comments: