Putin: Rusia Segera Bangun Senjata Baru Hadapi AS

7:32 PM Unknown 0 Comments

Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin pada hari Selasa memperingatkan bahwa Moskow akan mewujudkan rencana memiliki persenjataan baru untuk melawan sistem pertahanan rudal AS.

Perdana menteri mengatakan kepada para wartawan di kota Vladivostok bahwa upaya Washington untuk sebuah sistem pertahanan rudal adalah hambatan terbesar dalam pembicaraan bilateral yang bertujuan mencapai sebuah kesepakatan baru untuk mengurangi arsenal nuklir yang diproduksi di era Perang Dingin.

Sementara kedua pihak merasa optimis bahwa penerus Kesepakatan Pengurangan Senjata Strategis (START I) tahun 1991 akan segera ditandatangani, komentar-komentar baru itu mengungkapkan masalah yang lebih serius yang menghadang kesepakatan yang telah tertunda ketika dua kekuatan nuklir dunia ini gagal menyepakati garis besar kesepakatan baru tersebut hingga batas waktu tanggal 11 Juli. Akhirnya, START I pun diperpanjang hingga sebuah draft baru disetujui kedua pihak.

"Apa masalahnya? Masalahnya adalah rekan Amerika kita membangun sebuah tameng antirudal dan kita tidak membangun satu pun."

Keberatan keras Rusia terhadap tameng rudal AS di Eropa Timur serta pertanyaan-pertanyaan mengenai efisiensi sistem tersebut, mendorong Presiden Barack Obama untuk meninggalkan rencana yang diperkenalkan pada era pemerintahan mantan Presiden Bush itu.

Keputusan itu seiring dengan upaya Washington memperbaiki hubungan dengan Moskow, yang terjun ke era Perang Dingin ketika masa pemerintahan Bush.

Rencana yang baru membayangkan kapal-kapal angkatan laut AS yang dilengkapi dengan senjata antirudal membentuk garis depan pertahanan di timur Laut Mediterania. Rencana itu termasuk penangkal rudal yang dipasang di pantai Eropa.

Namun, Moskow bersikukuh tetap melihat tameng rudal AS dalam segala bentuk sebagai sebuah plot untuk melemahkan keamanan mereka, memaksa mereka mengambil tindakan dengan mengembangkan persenjataan baru.

Putin menambahkan bahwa para pembuat kebijakan di Gedung Putih akan merasa terlalu nyaman di balik payung rudal dan dapat terus melakukan apa pun yang mereka mau.

"Jika kita tidak mengembangkan sebuah tameng antirudal, maka akan ada bahaya bahwa rekan kita, dengan menciptakan "sebuah payung" semacam itu, akan merasa sangat aman dan berbuat semaunya, mengganggu keseimbangan, dan meningkatkan agresivitas politik serta ekonomi," tekannya.

"Untuk menjaga keseimbangan, kita harus mengembangkan sistem persenjataan penyerang, bukan pertahanan seperti yang dibangun AS sekarang," ujar Putin.

"Masalah pertahanan antirudal dan senjata penyerang saling terkait erat satu sama lain," ujarnya, menambahkan bahwa pembicaraan mengenai sebuah kesepakatan baru bergerak ke arah yang positif.

Komentar Putin tersebut menandai sikap keras Moskow atas hubungan keamanan strategis dengan AS.

Putin mengatakan bahwa Washington harus berbagi rencana pertahanan rudalnya dengan Moskow jika ingin meredakan ketegangan Rusia atas isu tersebut.

"Biarkan Amerika menyerahkan semua informasi mereka tentang pertahanan rudal dan kami siap untuk menyerahkan semua informasi sistem persenjataan penyerang kami," ujarnya.

Awal bulan ini Medvedev mengatakan bahwa Rusia akan terus mengembangkan sebuah generasi baru rudal nuklir bahkan saat pembicaraan lanjutan START dimulai.

Moskow menyatakan haknya untuk membangun rudal strategis yang baru dan mengupayakan konsesi atas isu ini dari negosiator AS dalam pembicaraan pelucutan senjata di Jenewa, ujar analis pertahanan Alexander Konovalov.

Militer Rusia ingin membangun rudal jarak jauh baru sebagai kompensasi persyaratan dalam kesepakatan START lama yang mereka pandang asimetris, memihak kepada AS dan masih mempengaruhi keseimbangan strategis hari ini.

Pernyataannya tersebut memperkuat pandangan bahwa Putin masih memiliki pengaruh kuat dalam membentuk kebijakan luar negeri Rusia.

"Ini bukan wilayahnya, tapi Putin menunjukkan bahwa ia tidak lebih lemah dari Medvedevm," ujar Konovalov. (rin/pg/gg)

Sumber: http://suaramedia.com

0 comments: