Romance of Three Kingdoms: Sumpah Setia di Hadapan Pohon Persik, Penumpasan Pemberontakan Jubah Kuning (3)
3 saudara tersebut menyambut sang pedagang kuda tadi. Mereka adalah Zhang Shiping dan Su Shuang dari Zhongshan. Mereka pergi ke daerah utara setiap tahunnya untuk membeli kuda. Mereka sekarang sedang dalam perjalanan pulang karena adanya pemberontakan dimana-mana. 3 saudara itu mengundang mereka pergi ke tanah pertanian Zhang Fei dan menjamu mereka dengan arak. Liu Bei lalu menceritakan rencana mereka untuk berjuang mengembalikan kedamaian bagi rakyat. Kedua pedagang itu sangat bersimpati dan akhirnya memberikan 50 kuda, 500 ons emas dan perak, 1500 pon besi baja untuk dibuat senjata.
3 saudara itu sangat berterima kasih dan kemudian saudagar kaya itu meninggalkan mereka. Kemudian Liu Bei mencari seorang pandai besi untuk membuat senjata, Liu Bei membuat pedang kembar yang disebut "SHUANG JIAN", Guan Yu membuat sebuah tombak besar dengan ujung yang melengkung dan berukiran naga hijau disisinya dengan berat 100 pon yang disebut "QING LONG YAN YUE TAO" dan Zhang Fei membuat sebuah tombak dengan ujung seperti lekukan ular dan panjang 10 kaki disebut "SHE MAO".
Dan mereka pun juga dilengkapi dengan baju besi dan helm.
Ketika senjata sudah siap, pasukan yang kini berjumlah 500 orang bergerak menuju tempat Komandan Zhou Jing yang membawa mereka kepada gubernur Liu Yan. Ketika prosesi upacara selesai, Liu Bei memperkenalkan diri pada Liu Yan dan Liu Yan memperlakukan Liu Bei dengan hormat karena didasarkan pada silsilah Liu Bei.
Tidak lama sebelumnya diberitakan bahwa pasukan pemberontak jubah kuning dibawah pimpinan Cheng Yuan Zi telah menyerang daerah sekitarnya dengan pasukan berkekuatan 15.000 orang. Liu Yan dan Zhou Jing memerintahkan Liu Bei dan saudaranya untuk menghadapi pasukan pemberontak. Liu Bei dengan senang hati menerima perintah itu dan langsung mempersiapkan pasukannya untuk pergi menuju bukit Da Xing. Disana mereka bertemu dengan pasukan pemberontak jubah kuning.
Liu Bei langsung menerjang maju, diikuti dengan Guan Yu di kirinya dan Zhang Fei di kanannya.
Sambil melaju mendekati pasukan musuh Liu Bei berteriak "Hai, pemberontak, mengapa kau tidak turun dari kudamu dan menyerahlah !!!"
Pimpinan pasukan pemeberontak Cheng Yuan Zi mendengar ejekan Liu Bei langsung mengirimkan salah satu jendralnya Deng Mao untuk bertarung. Ketika Deng Mao maju mendekati Liu Bei, Zhang Fei langsung memacu kudanya berada di depan Liu Bei, hanya dengan sekali tusukan tombak, Zhang Fei langsung merobohkan Deng Mao. Cheng Yuan Zi yang melihat hal ini langsung mengambil senjatanya dan memacu kudanya mendekati Zhang Fei. Kali Ini Guan Yu yang menghadang, Guan Yu langsung menebaskan goloknya dan seketika itu juga tubuh Cheng Yuan Zi terbelah menjadi dua.
Karena pemimpinnya telah tewas maka pasukan pemberontak langsung lari kocar-kacir dan meninggalkan persenjataan mereka. Tentara pemerintah langsung mengejar mereka, banyak yang berhasil ditangkap dan akhirnya perang hari itu dimenangkan oleh pasukan kerajaan.
Ketika mereka semua kembali, Liu Yan langsung menyambut mereka dan membagikan hadiah. Tapi keesokan harinya datang surat dari gubernur Gong Jing dari wilayah Jingzhou yang menginformasikan kota mereka sedang dikepung oleh tentara pemberontak dan kota sudah hampir jatuh. Mereka membutuhkan bantuan segera.
Liu Bei begitu mendengar kabar ini langsung memutuskan untuk berangkat membantu.
Liu Bei langsung berangkat keesokan paginya dengan tentaranya dan dibantu dengan lima ribu tentara kerajaan di bawah pimpinan jendral Zhou Jing. Tentara pemberontak yang melihat bala bantuan pasukan kerajaan datang langsung membagi pasukannya, setengah menghadapi pasukan Liu Bei dan Zhou Jing. Pasukan Liu Bei tidak dapat menembus pertahanan pasukan pemberontak akhirnya memutuskan mundur sejauh 10 Km. Liu Bei lalu berkata,"Kita sedikit dan mereka terlalu banyak, mereka hanya dapat kita kalahkan dengan strategi yang jitu."
Akhirnya direncanakanlah serangan mendadak. Di jalan menuju kota, Liu Bei memerintahkan Guan Yu untuk bersembunyi di sebelah kanan dan Zhang Fei di sebelah kiri, sedangkan Liu Bei memimpin pasukan utama. Ketika persiapan telah selesai, Liu Bei maju mendekati pasukan pemberontak dan ketika pasukan pemberontak juga bergerak maju seketika itu juga Liu Bei membunyikan gong tanda mundur. Pasukan pemberontak yang mengira pasukan Liu Bei takut lalu langsung mengejar pasukan Liu Bei hingga masuk ke dalam jalan setapak. Gong lalu dibunyikan tanda pasukan Guan Yu dan Zhang Fei menyerang sekarang. Lalu pasukan pemberontak terjebak dari 3 sisi dan mereka mengalami kerugian jiwa yang banyak. Mendengar kabar bahwa rekan-rekan mereka diserang secara tiba-tiba, pasukan pemberontak yang lain datang membantu dan mengakibatkan pengepungan terhadap kota jadi melemah, melihat hal ini gubernur Gong Jing langsung memimpin pasukan yang tersisa berjumlah 3000 orang langsung menyerbu keluar benteng. Tentara pemberontak yang kebingungan akhirnya dapat dihancurkan dan mereka banyak yang terbunuh.
Setelah perayaan kemenangan, Komandan Zhou Jing memohon diri untuk kembali ke Yizhou. Tapi Liu Bei berkata, "Kami dengar komandan Lu Zhi sedang berjuang melawan kelompok pemberontak yang dipimpin Zhang Yue di Guangzhong. Lu Zhi adalah guruku dan aku ingin membantunya."
Akhirnya Zhou Jing dan Liu Bei berpisah, dan 3 bersaudara itu akhirnya pergi ke Guangzhong dengan tentara mereka. Mereka akhirnya berhasil tibadi perkemahan tentara Lu Zhi dan mereka diterima dengan baik.
Pada saat itu bala tentara Zhang Yue berjumlah 150.000 orang sedangkan tentara Lu Zhi berjumlah 15.000 orang. Setiap hari terjadi pertempuran kecil tetapi tidak ada yang dapat mengalahkan satu sama lain.
Lu Zhi berkata pada Liu Bei, "Aku dapat mengepung pemberontak itu disini, tetapi Zhang Ba dan Zhang Lian menekan Huangfu Song dan Zhu Jun di Yichuan. Aku akan memberimu 1000 tentara untuk melihat keadaan mereka dan setelah itu baru kita pikirkan rencana penyerangan kita."
Akhirnya Liu Bei berangkat secepatnya menuju Yichuan. Pada saat ini tentara kerajaan berhasil memukul mundur pemberontak hingga ke Changse dan mereka berkemah di lapangan rumput.
Melihat hal ini Huangfu Song berkata kepada Zhu Jun, " Tentara pemberontak berkemah di rerumputan, kita dapat menyerang mereka dengan api."
Akhirnya tentara kerajaan diperintahkan untuk mengambil rumput kering, dan rumput-rumput itu dikumpulkan lalu disirami minyak. Rumput-rumput itu diletakkan di sekeliling daerah perkemahan tentara pemberontak. Ketika malam tiba, angin tiba-tiba berhembus menuju arah kamp pemberontak. Ketika melihat hal ini, maka Huangfu Song dan Zhu Jun langsung memerintahkan penyerangan, seketika itu api berkobar menutupi perkemahan tentara pemberontak. Tentara pemberontak kebingungan dan kebanyakan mati mengenaskan karena terbakar. Tidak ada waktu lagi untuk memakai baju zirah dan menaiki kuda, mereka semua berpencaran ke segala arah.
Bersambung...
Sumber:
Kisah-Kisah Kebijaksanaan China Klasik - Refleksi Bagi Para Pemimpin by Michael C. Tang
http://forum.detik.com/showthread.php?t=23593
0 comments: