Hubungan Turki-Suriah Menuju Titik Keruntuhan
Hubungan persahabatan antara Turki dan Suriah yang sebelumnya sangat dekat dan mesra saat ini tengah menuju titik keruntuhan.
Siang hari ini (9/8) waktu setempat, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu dijadwalkan akan mengunjungi Damascus untuk secara khusus menyampaikan "pesan penting" dari sikap pemerintahan Turki terhadap rezim Assad di Suriah.
Datangnya Davutoglu ke Damascus sendiri merupakan "upaya terakhir" pemerintahan Turki untuk memperingatkan rezim Assad agar tidak lagi menggunakan berbagai macam kekerasan dalam menghadapi gelombang aksi rakyatnya yang mendera di hampir semua penjuru negeri.
Kunjungan Davutoglu juga akan menjadi titik penentu terhadap masa depan hubungan Turki-Suriah yang kini mulai merenggang.
Ahad (7/8) sebelumnya, PM Turki Recep Tayyep Erdogan secara keras melontarkan kritikan terhadap rezim Assad yang sudah kehilangan "akal sehat" dan "prikemanusiaan"nya dalam menghadapi rakyatnya.
Berkali-kali sebelumnya, pihak Ankara telah memperingatkan pihak Damascus untuk mendengarkan dan berdialog dengan tuntutan rakyat, bukan justru membunuh dan menindas mereka.
Namun, tampaknya pihak Damascus tidak mau mendengarkan dan mengindahkan nasihat dan peringatan "sahabat dekat"nya tersebut.
PM Erdogan juga secara khusus menggelar rapat tertutup pada Senin (8/8) dengan Angkatan Bersenjata Turki dan Dewan Kementrian Turki untuk membahas dan meninjau ulang hubungan Turki-Suriah.
Sementara itu, Penasihat Presiden Assad, Butsaina Shaban memperingatkan Davutoglu jika pihaknya justru akan mendapatkan "reaksi keras" saat berada di Damascus nanti.
Jika Davutoglu pulang dari Damascus dengan tanpa membawa hasil positif, maka bisa dipastikan pemerintahan Turki tidak akan segan-segan untuk "menangguhkan" hubungannya dengan Suriah.
Sejak masa pemerintahan Erdogan pada tahun 2002 silam, hubungan Turki-Suriah terbilang sangat mesra. Keduanya bersepakat untuk menghapus visa kunjungan antar satu sama lain, selain Turki yang menjadi mitra dagang terbesar bagi Suriah. Turki juga memainkan peran penting saat menengahi konflik Suriah-Israel.
Saat ini, Suriah tengah bersiap-siap untuk kehilangan "teman terdekat"nya di kawasan tersebut. Meski demikian, Suriah tampak mulai mengencangkan lirikan matanya kepada kawan dekat lainnya yang berada di Timur: Iran (ags/alm)
Sumber: http://www.eramuslim.com
0 comments: