Siapa yang Bermain di Suriah, Inggris atau Iran?
Anggota senior parlemen Iran Hussein Ebrahimi menyatakan, pihaknya akan mengumpulkan bukti dan dokumen yang membuktikan bahwa Inggris terlibat dalam berbagai kekacauan di dunia.
Ebrahami yang menjadi sebagai wakil ketua Komisi Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Nasional di parlemen Iran mengatakan, pernyataan Inggris soal penghormatan terhadap hak asasi manusia cuma omong kosong.
"Kami di komisi keamanan nasional parlemen akan membeberkan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di negara Inggris dan para pelaku pelanggaran tersebut. Kami akan mengungkap ikut campur Inggris dalam konflik di berbagai negara," tukas Ebrahimi.
Ia melontarkan ancaman itu sebagai respon atas pernyataan Menteri Luar Negeri Inggris William Hague di parlemen Inggris pekan lalu. Hague menuding Iran membantu Suriah melakukan kekerasan terhadap para pengunjuk rasa yang memprotes pemerintahan Presiden Al-Assad.
Hague juga mengklaim bahwa Inggris punya "informasi kredibel" bahwa pemerintah Iran memberikan latihan paramiliter pada aparat keamanan Suriah.
Ebrahimi membantah semua tudingan itu dan menegaskan bahwa Iran tidak ikut campur dalam urusan dalam negeri Suriah, berbeda dengan Inggris yang jelas-jelas ikut campur dalam konflik di Yaman, Libya dan Bahrain.
Pemerintah Iran secara resmi sudah memanggil diplomat Inggris untuk memprotes pernyataan Hague. Kementerian Luar Negeri Iran menyampaikan pada perwakilan Inggris di Tehran, Jane Marriot bahwa Hague sudah melontarkan tuduhan tanpa bukti.
Tuduhan Iran bahwa Inggris-lah yang kerap terlibat dalam konflik di berbagai negara Arab, justru ada benarnya, karena dua minggu yang lalu, pemerintah Inggris mengakui bahwa pasukan Saudi yang dikirim ke Bahrain adalah pasukan yang mendapatkan pelatihan dari militer Inggris. Pasukan Saudi itu dikirim ke Bahrain untuk membantu diktator Al-Khalifa meredam aksi-aksi unjuk rasa rakyat Bahrain yang mayoritas dari kalangan Muslim Syiah. (kw/FN)
Sumber: http://www.eramuslim.com
0 comments: