Pakistan-Arab Saudi Berencana Cuci Otak Tahanan Taliban
Ketika Pakistan dari hari-ke hari semakin dikuasai oleh Taliban, pemerintah negara tersebut mengemukakan rencana untuk mencuci otak ratusan orang anggota Taliban, rencana cuci otak tersebut dilakukan bekerjasama dengan Arab Saudi.
"Dengan bantuan Arab Saudi, kami akan membangun sebuah sel khusus untuk para penjuang yang tertangkap. Mereka kemudian akan ditangani oleh para dokter senior," demikian kata Menteri Dalam Negeri Rehman Malik kepada Islamonline pada hari Senin (11/07).
"Ada sekitar 2.000 orang yang ada dalam penjara kami. Sebagian besar diantara mereka baru berada dalam tahapan awal pelatihan dan masih belum berubah menjadi garis keras. Kami akan mencoba untuk menghilangkan pengaruh radikal atas mereka."
"Dalam hal ini, kami akan berkonsultasi dengan para pejabat (Arab) Saudi dan akan meminta masukan berdasarkan pengalaman mereka."
Seorang pejabat senior kementerian dalam negeri yang tidak menyebutkan namanya membenarkan bahwa pemerintah Pakistan berencana untuk melakukan sebuah strategi dua tahap untuk menghilangkan radikalisme dari para tahanan Taliban.
"Para tahanan garis keras, termasuk para pucuk pimpinan mereka, akan menjalani proses hukum di mahkamah militer, yang terdiri dari seorang brigadir dan dua orang kolonel," katanya kepada IOL.
"Para tahanan berpangkat rendah akan dikirimkan ke penjara tersebut, mereka kemudian akan menjalani prosesi cuci otak yang dipandu oleh para psikolog senior."
Pakistan dilanda gelombang kekerasan yang besar, dengan lebih dari 2.680 orang yang kehilangan nyawa dalam serangan-serangan yang terjadi sejak bulan Juli 2007.
Pada bulan April silam, pemerintah Pakistan melancarkan serangan besar-besaran ke Lembah Swat dengan tujuan untuk menyingkirkan Taliban dari kawasan tersebut.
Beberapa bulan kemudian, militer Pakistan kembali melancarkan serangan mematikan di wilayah Waziristan Selatan, yang menjadi markas Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP), sebuah kelompok Taliban yang berbeda yang menghuni kawasan suku di sebelah utara.
Rehman Malik, Menteri Dalam Negeri Pakistan, bersikeras dan mengatakan bahwa pemerintah Pakistan tidak akan memberikan ampunan kepada para militan garis keras.
"Mereka tengah menjalani persidangan. Tidak ada ampunan bagi mereka," kata Malik.
"Itulah alasan mengapa kami akan mendirikan sebuah sel tahanan khusus untuk para pemuda anggota Taliban dengan bantuan Arab Saudi, mereka akan berubah setelah menjalani "perawatan psikologis".
Namun, para praktisi medis mengatakan bahwa upaya cuci otak tersebut memerlukan waktu yang tidak sebentar.
"(Langkah itu) adalah sebuah hal yang baik, namun kita tidak bisa mengharapkan hasil nyata dalam kurun waktu beberapa minggu, bahkan beberapa bulan," kata Dr. Haider Rizvi, seorang dokter senior, kepada IOL.
"Proses itu memerlukan waktu yang tidak sebentar, khususnya dalam kasus ini, dimana para pasien (tahanan Taliban) sudah memegang teguh apa yang mereka yakini."
Namun, ia tampaknya tidak yakin bahwa proses pencucian otak akan membuahkan hasil.
"AS mempergunakan para psikolog untuk memberikan siksaan mental terhadap para tahanan di Teluk Guantanamo dengan melakukan pencucian otak. Namun sejatinya proses itu bukan pencucian otak, dan proses itu tidak menghasilkan sesuatu," katanya.
"Akan tetapi, jika fenomena ini dipergunakan secara positif, maka (proses ini) akan menghasilkan sesuatu."
Dr. Rizvi melihat ada sejumlah rintangan dalam upaya pencucian otak tersebut.
"Yang pertama adalah ketersediaan para psikolog spesialis dan berpengalaman. Sayangnya, pada saat ini kami belum memiliki tenaga-tenaga seperti itu," katanya.
"Ada empat atau lima orang psikolog laki-laki di Pakistan. Saya rasa, jumlah itu tidak akan mampu menangani tahanan dalam jumlah yang begitu besar."
"Para psikolog memang bisa membuat perbedaan, namun tidak akan mampu membalikkan telapak tangan."
"Untuk melakukan hal itu, akar permasalahannya harus diatasi," katanya.
Abdul Khalique Ali, seorang analis di Karachi, mengamini pendapat tersebut. "Langkah-langkah itu (cuci otak) hanya buang-buang waktu. Saya tidak tahu apa yang diinginkan pemerintah dari gagasan semacam itu."
"Hingga perang benar-benar usai, hal-hal semacam itu tidak akan berhasil dilakukan, betapapun "tulusnya" upaya pemerintah AS dan Pakistan," tuturnya.
"Jika darah orang-orang yang tidak bersalah terus ditumpahkan (oleh AS dan sekutunya), maka kelompok pejuang baru akan terus bermunculan. Jika demikian, ada berapa banyak orang yang akan ditangani pemerintah?" (dn/io)
Sumber: http://suaramedia.com
0 comments: